Saturday 12 November 2011

Aglaonema Dan Cara Pembiakannya

Aglaonema (Chinese ever green) merupakan tanaman hias daun yang berasal dari daerah tropis basah. Aglaonema berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata Aglos yang berarti terang dan Nema yang berarti benang (benang sari). Dengan demikian aglaonema dapat diartikan sebagai energi terang. Di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan nama sri rejeki, dan di China tanaman ini dikenal dengan nama wan neienching. Penamaan Chinese ever green sebenarnya untuk jenis A. modestum, karena bangsa China yang pertama kali membudidayakan tanaman ini.
Aglaonema termasuk famili Araceae, secara alami berbunga unisexual dan dichogamy. Jumlah kromosom bervariasi dari 2n=42 sampai 60 atau bahkan 120 tergantung spesies. Tanaman Aglaonema diperkirakan berasal dari China hingga Asia Tenggara, meliputi Thailand, Birma, Malaysia, Indonesia, Papuanugini, hingga selatan Filipina. Terdapat beberapa spesies yang telah dibudidayakan secara umum yaitu A.modestum (chinese ever green), A. commutatum (ribbon ever green), A. costatum, A. oblongifolium, A. robellini dan A. crispum.

SYARAT TUMBUH
Tanaman ini mempunyai daya adaptasi ketinggian yang luas di daerah tropis dari dataran rendah hingga tinggi bebas frost, sehingga pada daerah tropis seperti Indonesia, secara umum aglaonema tidak membutuhkan lokasi dengan persyaratan iklim tumbuh yang spesifik. Pada habitat aslinya, tanaman ini lebih menyukai tempat dengan intesitas cahaya matahari yang tidak terlalu terik dan terlindungi. Adapun faktor pembatas iklim dalam kualitas pertumbuhan aglaonema adalah cahaya dan suhu yang ekstrim. Aglaonema termasuk tanaman yang mudah berkembang biak, kecuali pada jenis-jenis tertentu. Hasil pembiakan yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan tanam dapat berupa biji, setek batang berakar, pemisahan anakan maupun hasil kultur jaringan (tissue culture). Aglaonema costatum Aglaonema pictum Secara umum media tanam yang banyak digunakan adalah berupa bahan yang mempunyai kapasitas menahan air yang besar dan mempunyai aerasi serta drainase yang baik. Beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai media tanam adalah sekam bakar, humus bambu, pasir, coco peat, serutan kayu, arang kayu kecil, dan peat moss.

BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS
Jl. Raya Ciherang Segunung Pacet Cianjur 43253
PO. Box 8 Sindanglaya Telp. 0263-512607/ Fax. 0263-514138
E-mail :segunung@indoway.net
website : balithi.litbang.deptan.go.id

Cara Pembiakan Aglaonema:
Potong Pucuk
Pemisahan Anakan
Induksi Anakan

1. POTONG PUCUK
Syarat Potong Pucuk (agar hasil maksimal):
Aglaonema dewasa terdiri atas 8-10 daun.
Kondisi: daun segar, kokoh, dan daun mudah tak mengecil.
Tanaman berakar kuat, putih, gemuk, dan tak busuk.
Media Tanam Hasil Potong (alternatif 1)

Pasir malang 5
Humus andam 2
Pakis 2
Sekam 1
Media Tanam Hasil Potong (alternatif 2)
Sekam bakar 70
Cocopeat 12,5
Pasir malang 12,5
Dolomit (untuk menetralisir pH) 5
Media Tanam Hasil Potong (alternatif 3)
Sekam bakar saja

Pemotongan Pucuk:
Korek media sehingga terlihat akar.
Pilih pucuk yang akan dipotong yang memiliki 3 akar untuk mencegah kematian.
Potong pucuk dengan menyisakan minimal 1 daun pada tanaman induk.
Olesi bekas potongan, baik di induk maupun pada pucuk, dengan antiseptik (obat penutup luka) atau celupkan ke larutan fungisida.
Setelah olesan pada bagian luka di tanaman pucuk kering (sekitar 5 menit) tanamlah pada media.
Siram pucuk yang baru ditanam. Untuk induk baru disiram setelah 3 hari untuk menghindari busuk batang.

Perawatan Hasil Potongan
Letakkan pucuk aglaonema yang memiliki ketahanan tinggi (seperti snow white dan pride of sumatera) di bawah jaring peneduh 65% sebanyak 2 lapis.
Aglaonema yang agak ringkih (seperti legacy dan venus) taruh di bawah jaring dan plastik UV agar terhindar dari hujan.
Ada yang menyarankan pula untuk mengikat daunnya dengan tali rafia untuk menghindari banyak penguapan.
Berikan vitamin B1 seperti Liquinox sebanyak 2cc/l setiap 3 hari sekali dengan cara disemprotkan untuk mempercepat pembentukan akar.
Jaga tanaman jangan sampai kekuarangan air.

Perawatan Induk
Untuk merangsang tunas, semprotkan campuran auksin dan sitokinin murni satu minggu sekali. Pemberian cukup 2 kali.
Selang 1 bulan, muncul 2-3 tunas. Tunas bisa dipisahkan setelah berdaun 5 helai (6 bulan kemudian)

2. PEMISAHAN ANAKAN
Pilih induk yang sehat dengan banyak rumpun anakan.
Potong anakan dengan hati-hati. Sisakan sedikit ruas pada indukan agar masih bertunas lagi.
Oleskan perangsang akar pada bekas potongan di induk. Tujuannya agar mempercepat tumbuhnya tunas baru.
Celupkan seluruh bagian tanaman anakan ke dalam larutan fungisida untuk mencegah infeksi jamur.
Tanam anakan di mdeia tanam berupa campuran sekam bakar dan coco peat (3:1).
Letakkan anakan tanaman di tempat yang teduh sampai berakar (sekitar 3 minggu).
Beri pupuk dengan vitamin B1, seperti Liquinox atau IPI, sebanyak 2 cc/l setiap 3 hari sekali untuk mempercepat pembentukan akar.

3. PERBANYAKAN DENGAN INDUKSI ANAKAN
Siapkan induk aglaonema.
Siapkan bambu yang ujungnya runcing sebesar tusuk sate.
Celupkan ujung bambu yang tajam ke larutan fungisida.
Tusuk batang agalonema di bagian batang bawah atau setinggi 2 cm dari media.
Setelah 1-2 bulan, anakan akan mulai bermunculan.
Rawat indukan dengan pemupukan teratur sehingga dihasilkan anak secara kontinyu. Pemupukan satu minggu sekali dengan larutan NPK seimbang.
Lakukan penggantian media pada indukan minimal 6 bulan sekali.